LINGGA PIKIRAN RAKYAT - Perayaan Imlek bagi masyarakat Tionghoa selalu identik dengan hidangan khas yang memiliki makna mendalam, salah satunya adalah kue keranjang. Dikenal dengan rasa manis, tekstur kenyal, dan filosofi yang mengandung harapan, kue ini menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi Imlek.
Kim Hin Jauhari, pemilik usaha kue keranjang Hoki yang telah berkecimpung dalam bisnis ini sejak tahun 1988, kue keranjang bukan sekadar hidangan biasa. Kombinasi gula, ketan, dan air dalam kue ini diyakini memiliki makna filosofis yang kuat bagi masyarakat Tionghoa.
Rasa manis melambangkan harapan akan rejeki dan hubungan yang harmonis di tahun baru Imlek, sementara tekstur kenyal dan lengketnya diyakini dapat meningkatkan kebersamaan antar keluarga dan kerabat.
Dengan bentuknya yang bulat, kue keranjang mencerminkan kesatuan dan keutuhan hubungan antar sesama.
Ini menggambarkan pentingnya solidaritas dan kerjasama tanpa mengutamakan ego masing-masing individu.
Dalam perspektif akademis, kue keranjang atau Nian Gao memperlihatkan betapa eratnya hubungan antara masyarakat Tionghoa dan Nusantara.
Sejarawan Fadly Rahman dari FIB Universitas Padjadjaran menjelaskan bahwa kue keranjang telah hadir sejak abad ke-19 dan menjadi simbol keharmonisan dalam masyarakat Tionghoa dan Nusantara.
Baca Juga: Link Twibbon Imlek 2024 Gratis untuk Meramaikan Momen Tahun Naga
Dalam sejarahnya, kue keranjang menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Tionghoa.