Dipercaya bahwa kue ini juga memiliki keterkaitan dengan kepercayaan spiritual, seperti cerita tentang Dewa Dapur yang diyakini menyukai kue-kue yang legit dan lengket.
Selain itu, kue keranjang juga memiliki akar dalam cerita perang kuno di Tiongkok. Diceritakan bahwa prajurit yang kelaparan dalam pertempuran menemukan fondasi tembok kota terbuat dari nasi ketan, yang kemudian mereka gunakan untuk bertahan hidup.
Kisah ini menyiratkan bahwa kue keranjang, atau Nian Gao, membawa keberuntungan dan harapan di masa-masa sulit.
Dengan filosofi dan sejarah yang kaya, kue keranjang tidak hanya menjadi bagian dari perayaan Imlek, tetapi juga simbol kebersamaan, harapan, dan keberuntungan bagi masyarakat Tionghoa.
Tradisi mempertahankan dan membagikan kue keranjang juga menjadi wujud penghargaan terhadap warisan budaya yang kaya dan berharga bagi Indonesia.