LINGGA PIKIRAN RAKYAT - Di pesisir pantai Natuna, terdapat sebuah batu besar bernama Batu Senuyung. Batu ini menyimpan legenda menegangkan tentang seorang ibu dan anaknya yang terpisahkan oleh alam.
Awal Mula Kejadian
Legenda ini bermula dari seorang ibu yang sedang mencari ikan di pantai. Ia membawa anaknya yang masih kecil dan menaruhnya di atas sebuah batu yang rendah saat itu. Tanpa disadari, air laut mulai pasang dan batu tempat anaknya duduk perlahan-lahan terangkat semakin tinggi.
Sang Ibu yang Keasyikan dan Teriakan Minta Tolong
Terlena dengan banyaknya ikan yang terperangkap racun, sang ibu tak menyadari anaknya yang terancam bahaya. Sang anak pun terus berteriak minta tolong, "Mak... mak... ambik aku!". Namun, teriakannya tak dihiraukan karena sang ibu terlalu fokus pada ikan.
Pertolongan yang Datang
Setelah air pasang surut, barulah sang ibu sadar bahwa anaknya tak ada di tempatnya. Ia panik dan melihat ke atas batu, di mana anaknya terduduk ketakutan. Sang ibu menjerit minta tolong, namun tak ada seorang pun di sekitarnya.
Baca Juga: Kuah Tige, Makanan Pengganti Beras di Musim Utara di Natuna
Tiba-tiba, seekor burung elang terbang di atas batu. Sang ibu memohon bantuannya dengan menjanjikan hadiah. Namun, burung elang tak menghiraukannya. Tak lama kemudian, seekor burung tiung besar muncul. Sang ibu kembali memohon pertolongan dan kali ini, burung tiung bersedia membantu.
Burung Tiung yang Baik Hati dan Hadiah dari Sang Ibu
Dengan gagah berani, burung tiung terbang ke atas batu dan membawa anak tersebut turun ke tempat yang aman. Sang ibu sangat bersyukur dan sebagai tanda terima kasih, ia memberikan kalung dan anting kepada burung tiung.
Legenda yang Diabadikan dan Pesan Moral
Legenda Batu Senuyung ini masih diceritakan oleh penduduk setempat hingga saat ini. Cerita ini tak hanya menghibur, tetapi juga mengandung pesan moral penting tentang kasih ibu, bahaya kelalaian, dan pentingnya pertolongan.