Kementan Gelar Evaluasi Wajib Tanam Bawang Putih Lawan Ketergantungan Impor, Wajib Ditanam Sendiri

- 5 Mei 2024, 16:45 WIB
Bawang putih telah lama digunakan tidak hanya sebagai bumbu dalam masakan, tetapi juga sebagai obat tradisional dalam berbagai budaya.
Bawang putih telah lama digunakan tidak hanya sebagai bumbu dalam masakan, tetapi juga sebagai obat tradisional dalam berbagai budaya. /Pixabay/

LINGGA PIKIRAN RAKYAT - Sekitar 100 pelaku usaha impor bawang putih yang menerima Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) tahun 2023–2024 mengikuti kegiatan evaluasi dan asistensi realisasi komitmen wajib tanam dan produksi bawang putih. Acara ini digelar oleh Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian di Hotel Eastparc Yogyakarta.

Seperti diketahui, importir pemegang rekomendasi dan ijin impor bawang putih telah berkomitmen untuk melaksanakan wajib tanam dan produksi di dalam negeri, sekurang-kurangnya 5 persen dari volume RIPH. Ketentuan tersebut mengacu pada Permentan 46/2019 tentang Pengembangan Komoditas Hortikultura Strategis.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, dalam siaran pers yang diterima pada Sabtu (4/5/2024), menegaskan bahwa dirinya menaruh perhatian luar biasa pada upaya peningkatan produksi pangan, termasuk bawang putih.

“Ancaman ketersediaan pangan global saat ini nyata di depan mata. Kita tidak boleh main-main atau setengah hati. Harus totalitas menjaga produksi pangan nasional. Apapun masalahnya harus dihadapi dan diselesaikan. Negeri ini tidak boleh terlalu tergantung dengan produksi negara lain, termasuk bawang putih,” tegas Amran.

Upaya Peningkatan Produksi Bawang Putih Dalam Negeri

Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementerian Pertanian, Andi M Idil Fitri, menegaskan pihaknya terus memacu produksi bawang putih di dalam negeri.

Baca Juga: Evakuasi Korban Penembakan di Papua: Alexsander Parapak Berhasil Dievakuasi

“Skema wajib tanam ini salah satu upaya menjaga produksi bawang putih dalam negeri. Perkiraan kebutuhan rata-rata nasional kita sudah ditetapkan 600-650 ribu ton. Kalau bisa konsisten diproduksi 5 persen di dalam negeri, setidaknya 30 ribu ton per tahun bisa dihasilkan khusus dari program ini. Selebihnya bisa kita genjot dari swadaya petani maupun stimulus APBN,” beber Idil.

Menurut Idil, Indonesia pernah mencapai swasembada bawang putih, namun sejak 1996 dan hingga kini sebagian besar masih harus diimpor. Dirinya mengaku optimis, produksi bawang putih di dalam negeri masih bisa dipacu mengingat potensi lahan dan petani yang masih cukup tersedia.

Halaman:

Editor: Akhlil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah