LINGGA PIKIRAN RAKYAT - Di tengah keragaman budaya Indonesia, Lebaran Ketupat di Madura muncul sebagai salah satu perayaan yang paling dinanti. Tidak hanya sebagai momen kemenangan setelah bulan Ramadan, Lebaran Ketupat juga menjadi simbol kebersamaan dan rasa syukur yang mendalam bagi umat Islam di Madura.
Mengapa Lebaran Ketupat Begitu Istimewa?
Berbeda dari Idul Fitri yang dirayakan selama dua hari, Lebaran Ketupat di Madura memiliki keunikan tersendiri. Dirayakan pada hari ketujuh setelah Idul Fitri, tradisi ini merupakan ungkapan syukur atas penyelesaian ibadah puasa sunnah enam hari yang dikenal sebagai puasa Syawal.
Sejarah dan Filosofi yang Kaya
Lebaran Ketupat tidak hanya sekedar perayaan, tetapi juga mengandung filosofi yang kaya. Ketupat, dengan bentuk segi empatnya, melambangkan empat rukun Islam dan sifat-sifat Allah SWT. Janur kuning yang membungkus ketupat dianggap sebagai simbol penolak bala dan kesucian.
Tradisi yang Terus Berlanjut
Tradisi ini telah diwariskan turun-temurun dan terus dirayakan setiap tahun. Lebaran Ketupat menjadi penyempurna dari Idul Fitri dan mengingatkan kita untuk selalu bersyukur dan menjaga nilai-nilai kebersamaan.
Baca Juga: Kreatif dan Lezat: Peyek Daun Kopi, Peluang Ekonomi Baru bagi Masyarakat Desa Batu Ampar
Ciri Khas yang Memikat