LINGGA PIKIRAN RAKYAT - Di tengah keberagaman lingga.pikiran-rakyat.com/tag/kuliner?utm_source=tag_article&utm_medium=tag_article">kuliner Indonesia, Kepurun, makanan khas dari Kabupaten Lingga, menjadi suatu warisan berharga yang tidak hanya memanjakan lidah tetapi juga menyimpan sejarah panjang dan kearifan lokal. Terbuat dari sagu dan disajikan dengan bumbu berkuah, Kepurun telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat sejak zaman Kesultanan Riau-Lingga di Daik.
Tradisi di Tengah Terik Siang:
Kepurun bukan sekadar hidangan lezat, namun juga menjadi teman setia di tengah teriknya siang hari. Dalam tradisi lokal, Kepurun seringkali dihidangkan ketika matahari mencapai puncaknya. Hidangan berbumbu pedas dan asam ini menjadi pilihan utama untuk menghadapi cuaca panas.
"Biasanya kalau makan kepurun itu emang disiang hari, buatnya ramai-ramai dan makannya pun ramai, pedasnya sama-sama,” kata Magdalena warga Dabo Singkep, Kabupaten Lingga, Kepri.
Obat Tradisional yang Menggoda Lidah:
Selain sebagai santapan lezat, Kepurun juga diyakini memiliki khasiat sebagai obat tradisional. Dipercaya dapat meningkatkan selera makan dan mengatasi demam. Dengan cita rasa pedas yang menggetarkan lidah, masyarakat setempat menjadikan Kepurun sebagai solusi lezat dan menyehatkan untuk mengeluarkan keringat akibat rasa pedas saat disantap di tengah teriknya siang hari.
"Kalau demam atau baru mau sembuh demam itu paling mantap makan kepurun, dijamin peluh (keringat) berceceran dan sesudah itu jadi selera makan,” kata want yang akrab disapa Lena oleh teman sebayanya ini.
Bahan-Bahan Ajaib:
Proses pembuatan Kepurun melibatkan berbagai bahan alami yang menciptakan harmoni cita rasa yang unik. Sagu yang dikocok hingga kenyal seperti lem cair, bumbu-bumbu seperti ikan bilis, cabe, belimbing buluh, buah mempelam, dan buah-buah asam lainnya berkolaborasi menciptakan kelezatan yang istimewa.