Mengungkap Hoaks Utang Kereta Cepat: Indonesia vs Cina

- 29 Juni 2024, 12:30 WIB
CEK FAKTA Indonesia Berikan Upeti Sebesar Rp226,9 Miliar selama 130 Tahun kepada Cina melalui Hasil Tambang
CEK FAKTA Indonesia Berikan Upeti Sebesar Rp226,9 Miliar selama 130 Tahun kepada Cina melalui Hasil Tambang /infopublik.id/

LINGGA PIKIRAN RAKYAT - Sebuah unggahan kontroversial muncul di media sosial X/Twitter, mengklaim bahwa Indonesia harus membayar upeti sebesar Rp226,9 miliar setiap bulan kepada Cina sebagai hasil utang pembangunan kereta cepat di Indonesia. Unggahan tersebut juga menyebutkan bahwa pembayaran tersebut akan diberikan dalam bentuk hasil tambang kepada Cina.

Namun, faktanya, klaim dalam unggahan tersebut adalah tidak benar. Menurut laporan dari turnbackhoax.id, pembayaran utang sebesar Rp226,9 miliar per bulan sebenarnya merupakan kewajiban pembayaran utang pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung selama 30 tahun. Staf Khusus Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo, menjelaskan bahwa pembayaran utang ini akan dilakukan oleh PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) dan China Development Bank (CBD) melalui pendapatan dari kontrak pengangkutan dengan PT Bukit Asam. Ia juga menegaskan bahwa tidak ada pernyataan resmi yang menyebutkan bahwa utang tersebut akan dibayar dalam bentuk hasil tambang.

Penjelasan Detail tentang Utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung memang melibatkan pinjaman dari China Development Bank (CBD) dengan jumlah yang signifikan. Namun, mekanisme pembayaran utang tersebut bukanlah dengan memberikan hasil tambang kepada Cina, melainkan melalui pendapatan operasional dari kontrak pengangkutan dan kerja sama lainnya antara PT KAI dengan pihak terkait.

Baca Juga: Waspada Hoaks Pengundian Hadiah Simpedes 2024 dari Bank BRI

Menghindari Penyebaran Hoaks dan Menjaga Informasi yang Akurat

Kasus seperti ini menunjukkan pentingnya verifikasi informasi sebelum menyebarkan atau mempercayainya. Kehati-hatian dalam memahami dan menyebarkan berita adalah kunci untuk menghindari penyebaran hoaks yang dapat mempengaruhi opini publik dan stabilitas informasi.

Kesimpulan

Masyarakat dihimbau untuk selalu mencari informasi dari sumber yang terpercaya dan memastikan kebenaran sebelum menyebarkan informasi melalui media sosial. Dengan demikian, kita dapat mencegah penyebaran hoaks yang merugikan dan memastikan bahwa informasi yang diterima dan disebarkan adalah akurat dan dapat dipercaya.

Link counter:

Editor: Husni

Sumber: infopublik.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah