Rebana: Warisan Budaya yang Memperkaya Perayaan Adat di Lingga

- 2 April 2024, 10:00 WIB
Seni rodat memukul rebana mengiringi Syair dari kitab Diwan Hadra
Seni rodat memukul rebana mengiringi Syair dari kitab Diwan Hadra /Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga

LINGGA PIKIRAN RAKYAT - Rebana, sebuah kesenian tradisional yang digemari masyarakat Lingga, tak hanya menghibur, tetapi juga sarat makna Islami. Kesenian ini biasanya dimainkan dalam berbagai acara, seperti pernikahan, malam berinai, dan tepung tawar.

Karakteristik Rebana

Rebana merupakan ensambel musik perkusif yang didominasi oleh membranofon, seperti rebana dan tamborin. Musiknya berfokus pada ritme dan biasanya mengiringi lagu-lagu bernuansa Islami, seperti qasidah, gambus, dan sholawat.

Pemain dan Perannya

Ensambel Rebana umumnya dimainkan oleh wanita, baik remaja putri maupun ibu-ibu PKK. Para pemain tak hanya menabuh rebana, tetapi juga berperan sebagai vokalis dan koor. Jumlah pemainnya berkisar antara enam hingga sepuluh orang.

Fungsi Hiburan Rebana

Rebana sering ditampilkan dalam acara pernikahan, seperti malam berinai dan prosesi belimau atau tepung tawar. Musiknya memeriahkan suasana dan menemani calon pengantin wanita dalam menyambut pernikahannya.

Baca Juga: Menjelajahi Pesona Alam, Keindahan Alam dan Budaya Melayu di Lingga Utara Surga Tersembunyi di Kepulauan Riau

Penampilan Rebana dalam Malam Berinai

Halaman:

Editor: Akhlil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah