Maratusholiha Nizar, Ketua Dekranasda Lingga sekaligus istri Bupati Lingga, Muhammad Nizar, tampak hadir dengan senyum sumringah. Ia melambaikan tangan dengan penuh semangat saat melihat arak-arakan kafilah pawai taaruf dari Kabupaten Lingga yang membawa replika Tudung Manto dan rekor MURI.
Tudung Manto, yang memiliki sejarah panjang sejak zaman kesultanan, baru mendapatkan perhatian khusus di bawah kepemimpinan Bupati Lingga Muhammad Nizar. Maratusholiha menyampaikan bahwa keberadaan Tudung Manto telah dilindungi hak ciptanya oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) RI.
"Upaya pelestarian ini bukan hanya sebatas pengakuan, tetapi juga untuk meningkatkan produksi dan promosi serta memberikan pembinaan pelatihan kepada para pengrajin," ujar Maratusholiha dengan penuh semangat.
Maratusholiha Nizar Ketua Dekranasda Kabupaten Lingga saat melambaikan tangan pada peserta kafilah Kabupaten Lingga pada pawai taaruf MTQ ke-X Kepri
Perhatian serius terhadap Tudung Manto tidak hanya terbatas pada pelestarian budaya. Pada peringatan Hari Jadi ke-20 Kabupaten Lingga, Bupati Lingga dan Ketua Dekranasda menerima penghargaan rekor MURI atas capaian penggunaan Tudung Manto dan kain dagang dengan peserta terbanyak.
Baca Juga: Tudung Manto: Warisan Budaya Lingga Kini Dilindungi Hukum
"Penghargaan ini menjadi bukti nyata upaya dalam melestarikan dan mempromosikan warisan budaya ini," kata Maratusholiha.
Maratusholiha menegaskan bahwa pelestarian Tudung Manto juga bertujuan untuk meningkatkan perekonomian para pengrajin.
Editor: Akhlil