Network
LINGGA PIKIRAN RAKYAT - Gunung Marapi, berdiri kokoh di Sumatera Barat, menyimpan sejarah panjang letusan yang telah membentuk lanskap dan kehidupan masyarakat di sekitarnya. Gunung berapi aktif ini telah mengalami berbagai erupsi, dari yang kecil hingga yang besar, dengan dampak yang beragam.
Catatan sejarah menunjukkan bahwa Gunung Marapi telah aktif sejak abad ke-18. Erupsi pertamanya tercatat pada tahun 1782, diikuti oleh letusan-letusan lainnya pada tahun 1822, 1832, 1843, dan 1882. Erupsi-erupsi ini umumnya berupa letusan freatik, yaitu letusan yang disebabkan oleh uap air panas yang terperangkap di bawah permukaan gunung.
Erupsi terbesar Gunung Marapi terjadi pada tahun 1918. Letusan ini menyebabkan kerusakan parah di daerah sekitarnya, dengan awan panas dan aliran lava yang menghancurkan desa-desa dan ladang pertanian. Letusan ini juga menyebabkan korban jiwa yang cukup banyak.
Sejak saat itu, Gunung Marapi terus mengalami erupsi, meskipun tidak sedahsyat erupsi tahun 1918. Erupsi terakhir terjadi pada tahun 2023, yang menyebabkan hujan abu dan asap tebal di daerah sekitarnya.
Gunung Marapi merupakan gunung berapi yang sangat aktif dan selalu dipantau oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Masyarakat di sekitar gunung diimbau untuk selalu waspada dan mengikuti arahan dari PVMBG.
Berikut beberapa poin penting tentang sejarah erupsi Gunung Marapi:
- Gunung Marapi telah aktif sejak abad ke-18.
- Erupsi terbesar Gunung Marapi terjadi pada tahun 1918.
- Gunung Marapi terus mengalami erupsi, meskipun tidak sedahsyat erupsi tahun 1918.
- Masyarakat di sekitar gunung diimbau untuk selalu waspada.
