LINGGA PIKIRAN RAKYAT - Kesenian Boria, sebagai bagian penting dari warisan budaya Kepulauan Riau, menawarkan pandangan yang menarik tentang pengaruh kolonial Belanda pada zaman Sultan Abdurahman. Dalam pemerintahan penjajahan tersebut, Bapak Raja Akub, seorang penduduk Pulau Penyengat, memberikan wawasan tentang perkembangan seni ini di daerah tersebut.
Asal-usul dan Pengaruh Kesenian Boria
Boria, sebuah seni pertunjukan yang kaya akan nuansa kegembiraan dan kreativitas, berkembang pesat di Pulau Penyengat selama periode pemerintahan Sultan Abdurahman di bawah pengaruh kuat Hindia Belanda.
Menurut Bapak Raja Akub, yang turut memberikan perspektif berharga, kesenian ini menjadi sarana untuk menghibur dan merilekskan pasukan kolonial Belanda setelah beraktivitas sepanjang hari di laut maupun di darat. Pertunjukan Boria ditampilkan dalam berbagai acara istana dan upacara kebesaran, termasuk pernikahan dan hari-hari raya lainnya.
Eksplorasi Artistik dalam Boria
Kesenian Boria bukan sekadar tontonan, melainkan cerminan dari kehidupan sehari-hari dan dinamika sosial budaya pada zamannya. Para penampil Boria menghadirkan atraksi yang terstruktur dan penuh dinamika, dengan barisan teratur yang dihiasi gerakan-gerakan kecil yang menghibur.
Lagu-lagu seperti "Cip-Cip Hora", "Tabib Encik", dan "Amin Ya Rahman" sering kali menjadi bagian tak terpisahkan dari pertunjukan ini, menciptakan atmosfer yang khas dan memikat para penonton.
Baca Juga: Mengungkap Misteri Kota Rebah: Jejak Sejarah Tersembunyi di Tanjungpinang
Kebudayaan dan Kegembiraan dalam Boria