Network
LINGGA PIKIRAN RAKYAT - Di tengah hiruk pikuk Kota Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, berdiri kokoh Istana Kuning, sebuah peninggalan bersejarah yang memancarkan aura kemegahan dan menyimpan jejak kejayaan Kesultanan Kutaringin. Istana ini bukan sekadar bangunan tua, tetapi merupakan simbol peradaban, budaya, dan nilai-nilai Islam yang pernah berjaya di bumi Kalimantan Tengah.
Bagi para penjelajah sejarah dan pecinta budaya, Istana Kuning adalah destinasi wisata yang wajib dikunjungi. Di sini, Anda akan diajak untuk menyelami kisah masa lampau, mengagumi arsitektur yang memukau, dan merasakan atmosfer penuh mistis yang menyelimuti istana ini.
Sejarah Singkat Istana Kuning
Istana Kuning didirikan pada masa pemerintahan Sultan Kutaringin XIV, Gusti Muhammad Safiuddin (1825-1851). Istana ini menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Kutaringin dan simbol kejayaan sang sultan. Di sinilah sang sultan menjalankan roda pemerintahan, menerima tamu kerajaan, dan memimpin rakyatnya.
Sepanjang sejarahnya, Istana Kuning telah melalui berbagai momen penting. Pergantian sultan, perundingan dengan pihak Belanda, dan peristiwa penting lainnya terjadi di dalam tembok istana ini. Pada tahun 1986, Istana Kuning mengalami kebakaran besar yang menghanguskan sebagian besar bangunannya. Beruntung, upaya pemugaran yang dilakukan pemerintah dan masyarakat berhasil menyelamatkan istana ini dari kehancuran total.
Arsitektur Menawan Istana Kuning
Istana Kuning mencerminkan perpaduan budaya Melayu, Banjar, dan Dayak yang kental dalam arsitekturnya. Bangunan istana terbuat dari kayu ulin yang kokoh dan tahan lama, dengan atap bertingkat yang menjulang tinggi. Ornamen dan ukiran yang menghiasi istana memiliki makna simbolis yang berkaitan dengan kejayaan, kemakmuran, dan nilai-nilai Islam.
Baca Juga: Tanjung Rappa Pelangi: Destinasi Wisata Bahari Wajib Kunjung di Maluku Utara
Istana Kuning terdiri dari beberapa bangunan utama, yaitu Bangsal, Rumbang, Dalem Kuning, dan Pedahiran. Bangsal berfungsi sebagai tempat pertemuan dan menerima tamu, Rumbang sebagai tempat peristirahatan sultan, Dalem Kuning sebagai kediaman sultan dan keluarga, dan Pedahiran sebagai ruang makan.
