Kue Keranjang: Filosofi dan Sejarah dalam Perayaan Imlek

11 Februari 2024, 12:49 WIB
Kue keranjang atau nian gao adalah kue yang terbuat dari tepung ketan yang manis dan lengket /Foto : IG @kue_keranjang_cemerlang

LINGGA PIKIRAN RAKYAT - Perayaan Imlek bagi masyarakat Tionghoa selalu identik dengan hidangan khas yang memiliki makna mendalam, salah satunya adalah kue keranjang. Dikenal dengan rasa manis, tekstur kenyal, dan filosofi yang mengandung harapan, kue ini menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi Imlek.

Kim Hin Jauhari, pemilik usaha kue keranjang Hoki yang telah berkecimpung dalam bisnis ini sejak tahun 1988, kue keranjang bukan sekadar hidangan biasa. Kombinasi gula, ketan, dan air dalam kue ini diyakini memiliki makna filosofis yang kuat bagi masyarakat Tionghoa.

Rasa manis melambangkan harapan akan rejeki dan hubungan yang harmonis di tahun baru Imlek, sementara tekstur kenyal dan lengketnya diyakini dapat meningkatkan kebersamaan antar keluarga dan kerabat.

Dengan bentuknya yang bulat, kue keranjang mencerminkan kesatuan dan keutuhan hubungan antar sesama.

Ini menggambarkan pentingnya solidaritas dan kerjasama tanpa mengutamakan ego masing-masing individu.

Dalam perspektif akademis, kue keranjang atau Nian Gao memperlihatkan betapa eratnya hubungan antara masyarakat Tionghoa dan Nusantara.

Sejarawan Fadly Rahman dari FIB Universitas Padjadjaran menjelaskan bahwa kue keranjang telah hadir sejak abad ke-19 dan menjadi simbol keharmonisan dalam masyarakat Tionghoa dan Nusantara.

Baca Juga: Link Twibbon Imlek 2024 Gratis untuk Meramaikan Momen Tahun Naga

Dalam sejarahnya, kue keranjang menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Tionghoa.

Dipercaya bahwa kue ini juga memiliki keterkaitan dengan kepercayaan spiritual, seperti cerita tentang Dewa Dapur yang diyakini menyukai kue-kue yang legit dan lengket.

Selain itu, kue keranjang juga memiliki akar dalam cerita perang kuno di Tiongkok. Diceritakan bahwa prajurit yang kelaparan dalam pertempuran menemukan fondasi tembok kota terbuat dari nasi ketan, yang kemudian mereka gunakan untuk bertahan hidup.

Kisah ini menyiratkan bahwa kue keranjang, atau Nian Gao, membawa keberuntungan dan harapan di masa-masa sulit.

Dengan filosofi dan sejarah yang kaya, kue keranjang tidak hanya menjadi bagian dari perayaan Imlek, tetapi juga simbol kebersamaan, harapan, dan keberuntungan bagi masyarakat Tionghoa.

Tradisi mempertahankan dan membagikan kue keranjang juga menjadi wujud penghargaan terhadap warisan budaya yang kaya dan berharga bagi Indonesia.

Editor: Akhlil

Tags

Terkini

Terpopuler