Menyingkap Rahasia Karma di Balik Relief Tersembunyi Candi Borobudur

- 9 Mei 2024, 13:05 WIB
Menelusuri Rahasia Karma di Balik Relief Karmawibhangga
Menelusuri Rahasia Karma di Balik Relief Karmawibhangga /

LINGGA PIKIRAN RAKYAT - Di kaki Candi Borobudur yang megah, tersembunyi sebuah relief penuh makna bernama Karmawibhangga. Relief ini bagaikan jendela ajaib yang membawa kita menyelami filosofi mendalam tentang hukum sebab-akibat dalam ajaran Buddha.

Karmawibhangga, yang merupakan bagian dari Kamadhatu (zona kesadaran dalam konsep Buddha), terdiri dari 160 panel yang menceritakan kisah-kisah tentang karma. Setiap panel bagaikan lukisan hidup yang menggambarkan konsekuensi dari perbuatan baik dan buruk manusia.

Relief ini bukan hanya tentang cerita masa lampau, tetapi juga cerminan kehidupan masyarakat Jawa kuno pada abad ke-9 dan ke-10. Karmawibhangga dengan gamblang menggambarkan berbagai perilaku tidak bermoral seperti pencurian, pembunuhan, dan perzinahan. Di sisi lain, relief ini juga menunjukkan kebajikan dan kemurahan hati yang berbuah pahala.

Penggambaran konsekuensi dari perbuatan ini begitu jelas dan tegas. Karmawibhangga mengingatkan kita bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi, baik di kehidupan sekarang maupun di alam baka. Bagi mereka yang melakukan perbuatan jahat, relief ini menunjukkan gambaran neraka yang penuh siksaan. Sebaliknya, bagi mereka yang berbuat baik, relief ini menunjukkan surga yang penuh kebahagiaan.

Namun, Karmawibhangga bukan hanya tentang hukuman dan ganjaran. Relief ini juga mengandung pesan mendalam tentang penebusan dosa dan karma baik. Di beberapa panel, digambarkan bagaimana mereka yang berbuat jahat dapat menebus dosa mereka melalui penyesalan dan perbuatan baik.

Baca Juga: Bukit Dagi: Spot Foto Instagramable di Magelang yang Wajib Dikunjungi

 

Bagi para pencinta sejarah dan budaya, Karmawibhangga adalah harta karun yang tak ternilai. Relief ini bukan hanya sebuah karya seni yang indah, tetapi juga sumber pengetahuan yang kaya tentang filosofi Buddha dan kehidupan masyarakat Jawa kuno.

Halaman:

Editor: Akhlil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini